Apakah Anda Rela Kehilangan Uang Demi Kualitas Suara Yang Bias?

Kebanyakan pembeli headphone dan speaker lebih memilih produk yang sedikit bahkan tidak terlalu terdengar akurat.


Popularitas produk seperti soundbars, iPod dock, dan Bluetooth speaker yang semakin kecil ukurannya, semakin men – shahihkan fakta bahwa sebagian besar konsumen tidak terlalu tertarik untuk membeli perangkat audio yang benar – benar memberikan kualitas suara terbaik. Faktor lainnya, seperti ukuran yang kompak sehingga mudah di bawa - bawa (portable) dan dengan sejumlah fitur – fitur anyar, lebih di utamakan bila dibandingkan dengan kualitas suara.

JBL
JBL Bluetooth Speaker. Source : JBL

Format audio digital, contohnya, mungkin lebih memiliki respon frekuensi akurat dibandingkan format audio analog. Tapi Piringan hitam—Long Playing (LP/vinyl record) jauh terdengar lebih baik dibandingkan CD. Merekam suara lebih baik, terdengar lebih hidup dan realistis dibandingkan segala jenis format audio digital. Tapi balik lagi, tiap orang mungkin punya ‘selera’ yang berbeda.

Vinyl records
Bob Dylan : Blonde on Blonde Vinyl (Mono) 2LP. Source : Turntable Lab Inc.


Orang menganggap headphone sesuatu yang berbeda dengan speaker, tapi kebanyakan lebih memilih suara yang lebih nge-bass dibanding “flat”, atau model perangkat audio lainnya yang lebih terdengar akurat. 

Ketika membandingkan suara yang dihasilkan headphone, anda mengharapkan bahwa semua headphone terdengar sama akurat. Tapi itu bukan masalahnya. Baik Sennheiser dan Audio Technica sama – sama produsen headphone terkemuka dengan reputasi mentereng selama puluhan tahun. 

Akan tetapi jika akurasi suara tujuan utamanya, maka semua produk headphone high – end, dari semua produsen headphone, harusnya terdengar sama. Namun kenyataannya sangat berbeda. Sennheiser HD 700 terdengar cukup berbeda dengan Audio Technica ATH – M70x.

Hi fi Headphone
Sennheiser HD 700. Source : tonepublications.com

Bahkan Audio Technica memiliki berbagai jenis headphone dengan kebutuhan / selera pasar yang berbeda – beda. ATH – M50x untuk professional monitor headphone dan ATH-WS1100iS dengan karakter sangat nendang frekuensi bassnya. Bahkan untuk Beats Solo3 Wireless headphone terkenal dengan headphone paling stylish—yang sama sekali saya gak ngerti apa hubungannya dengan detail suara 😕.

headphone
Beats Solo3 Wireless. Source : Apple--Beats Audio 

Paling tidak ada sejumlah alasan kenapa tolok ukur akurasi suara ini gagal menghubungkan dengan penilaian akan kualitas suara. Pertama, tolak ukur sangat sedikit berhubungan dengan suara dari sebuah musik, dan headphone dengan tolak ukur kualitas suara yang lebih baik tidak selalu berhubungan dengan preferensi kualitas suara kebanyakan pengguna. 

Tes tones terlalu sederhana dan mudah diprediksi, sedangkan musik terlalu kompleks dan acak. Mereproduksi suara yang riil dari sebuah violin atau drum kit merupakan tugas yang sangat sulit. Dan sejak tujuan utama perangkat audio hi – fi memainkan musik bukan tes tones, maka prioritas utama seorang perancang yaitu membuat produk yang terdengar enak sesuai segmen pasar yang ditujunya.

“Suara enak” jadi kata yang langka bila dihadapkan pada subjektivitas tiap orang. Bagi beberapa pengguna tolok ukur / spesifikasi pada headphone digunakan sebagai langkah obyektif untuk menentukan headphone mana yang lebih akurat. 

Dan jika akurasi atau detail suara yang jadi patokannya, maka Etymotic ER-4PT in-ear headphone, yang harganya jauh lebih murah dibandingkan Sennheiser HD 700, seharusnya laku keras di pasaran. Tapi ironisnya hal ini tidak terjadi.

Hi Fi in Ear Headphone
Etymotic ER-4PT. Source : head-fi.org

Kebanyakan pembeli lebih menginginkan karakter headphone yang lebih nge-bass, lebih nendang, lebih stylish, dan sensasi subyektif lainnya. 

Dan menjadi dilemma lainnya ketika kualitas audio musik yang sering kita dengarkan sudah mengalami kompresi yang juga sangat over, sehingga tidak akan secara otomatis musik tersebut akan terdengar lebih baik pada hi – fi headphone. Hal ini sama saja seperti mengharapkan film animasi akan terlihat nyata dan lebih realistis pada HD – TV. Tentunya hal tersebut tidak akan pernah terjadi. 

Bisa dibilang semua produsen tunduk dan patuh pada tolok ukur yang dipakai dalam membuat produk – produk yang akurat. Akan tetapi mereka juga sadar kalau produk tersebut tidak laku di pasaran. 

Mungkin karena itu konsumen ingin jaminan kalau produk yang akan mereka beli akurat. Tapi semuanya jadi gak ada artinya, kosong, hilang makna, ketika kebanyakan para konsumen menggunakan produk tersebut lalu mendengar seperti apa yang dimaksud kualitas suara yang detail, akurat. Namun tidak sesuai dengan ‘ekspektasi’ mereka. 

Like a legend said :

I put one on the turntable and when the needle dropped, I was stunned – didn’t know whether I was stoned or straight.

—Bob Dylan



www.suaraproaudio.com

Komentar