Yang Perlu Anda Tahu Tentang Istilah Dalam Audio Dan Hubungannya Dengan Karakter Headphone Dan Loudspeaker
Bagaimana otak memainkan peranan sangat penting dalam memilah karakter suara pada perangkat audio yang sesuai dengan preferensi tiap orang.
“Ehh, lu berasa gak klo nih headphone karakternya kebangetan “bright”? Jadi kelamaaan pake bikin kuping sakit?”
“Gw sih lebih milih karakter headphone yang “warm”?”
Buat yang baru mulai atau bahkan udah engeh audio, istilah kata “bright”, “warm” di atas pasti udah cukup familiar di denger. Nah yang jadi pertanyaan, apa arti sebenernya istilah yang terdengar canggih nan terdengar intelek ini? Maksudnya apa? Jelasin soal apa? Di sini bakal dijelasin lebih jauh, walaupun gak teknis – teknis bingits.
Bright
“Bright” bisa dibilang kebalikan istilah / arti dari “warm”. Peralatan audio yang kedengaran “bright” menghasilkan kualitas suara di nada tinggi (high-pitched sounds). Istilah lain untuk gambarin istilah kata ini, yaitu seperti “Crisp” dan “Clarity”.
Headphone yang terlalu bright, biasanya bakal bikin telinga brasa capek saat di pake buat dengerin agak lama. Karena suara / nada tinggi terasa mengganggu, dan klo terlalu kenceng, kita bakal ngalamin iritasi pada telinga tanpa sadar sebabnya.
Warm
Istilah ini yang paling familiar di kalangan pecinta audio newbie, ehh maksudnya pasar audio komersil kekinian 🙌. Istilah "warm" punya karakter dengan frekuensi suara bass yang tebel, musikal, juga memberikan kesan damai, tenang dan bersahaja seperti layaknya suasana di minggu pagi—easy like a sunday morning 🎶🎶.
Bahkan yang lebih ekstrim, karena selera pasar (komersil), karakter warm dibuat semakin over frekuensi bassnya. Bahkan soundbars (all-in-one speaker systems), cenderung memiliki karakter warm. Bose, Jbl, dan yang paling beken Beats, mampu membentuk ceruk pasar ini dengan menghasilkan produk yang tepat.
Neutral
Kata orang tua, dalam hidup tetap netral merupakan pilihan bijaksana. Pilihan ini bikin jauh masalah dan bikin kita mampu melihat segala sesuatu dari dasarnya. Dan biasanya juga pilihan bagus karena jauh dari bias.
Dan bicara soal audio monitoring—headphone dan / speaker, netralitas jadi pilihan terbaik. Konsep tentang audio yang netral atau bahasa canggih lainnya, uncoloured audio, lebih dulu eksis. Setidaknya bagi kalangan audiophile yang melakukan segala daya dan upaya mengejar kemurnian cinta—audio. Karakter Netral juga bisa dibilang sebagai implikasi tengah – tengah ketika warm terlalu tebal (nge-bass) namun sedikit treble dan bright suara menjadi terdengar tipis.
Genelec Studio Active Monitoring. source : Genelec Oy |
Sebenarnya headphone atau speaker setidaknya mampu menghasilkan frekuensi suara yang mampu menjangkau wilayah indera pendengaran yang saat ini sudah terukur. Dan pastinya hukum fisika bikin hal ini jadi sangat sulit. Sederhananya tiap headphone atau speaker mempunyai driver (hardware) yang sangat tergantung dengan bentuk / desainnya, sebagaimana tiap suara manusia terdengar berbeda satu sama lain.
Buat speaker lebih mudah untuk ‘mengejar’ netralitas ini dengan mengakalinya menggunakan beberapa cara. Salah satunya menggunakan beberapa ukuran speaker dalam sebuah ruangan, dengan tiap speaker spesifik untuk menghasilkan frekuensi suara tertentu.
Sedangkan bagi headphone, pastinya jauh lebih sulit. Bahkan bagi headphone paling mahal sekalipun pastinya mempunyai kelebihan pada frekuensi tertentu dan kelemahan pada frekuensi lainnya. Dan kebanyakan headphone paling popular di kalangan professional yang cenderung punya karakter ‘bright’ justru menjadi minus bagi konsumen awam.
Bagi komunitas audio hardcore yang serba perfeksionis, semua bahasan ini agak sensitive karena banyak perdebatan tentang istilah karakter suara ini. Salah satu ungkapan rada asyik soal ini kurang lebih bunyinya (terjemahan liar 💬 ) seperti ini :
“Prinsip dasar dari hi-fi system yaitu bisa membuat penggunanya menikmati rekaman musik di rumah. Akurasi memang sangat didambakan, tapi itu semua jadi gak relevan klo gak bisa bikin bulu kuduk merinding, hati berdesir dan emosi tersalurkan. Siapa yang peduli perangkat audio ‘akurat’ atau gak, klo cuma bikin capek ati? Itu semua gak ada artinya klo gak bisa bikin seluruh tubuh ikut bergoyang—maju mundur syantik.” 💃💃
John Atkinson, “The Acoustical Standard Part 2”Stereophile 1988
Yang paling simple, coba aja segala macem jenis headphone atau bahkan speaker yang ada di pasaran, dan cari yang paling pas dengan selera dan pastinya sama isi kantong agan.
Sweet spot. source : Genelec Oy |
Acuan sederhananya kurang lebih seperti ini, mau denger musik dengan suara yang lebih garing, renyah? Mau denger tiap nada kena pas pada tempatnya, dan tiap detail kecil instrument akustik kedengaran? Klo seperti itu, lebih pas headphone dengan karakter bright, atau tambahin tweeter pada setup speaker.
Cuma yang paling penting jangan maksain gendang telinga terus – menerus mendengar frekuensi tinggi ini. Karena akibatnya seperti telah dijelaskan pada artikel Penggunaan Headphone Yang Sesuai Tanpa Menyakiti Telinga, akan sangat bahaya resikonya. Karena karakter bright pada headphone cenderung terasa lebih lebar. Hal ini karena otak manusia lebih gampang nge-lokalisasiin frekuensi tinggi dibandingkan frekuensi rendah. Contoh sederhananya, gak berpengaruh banyak buat subwoofer mau diletakan di mana dalam sebuah ruangan.
Sedangkan klo mau karakter yang lebih tebel, bass jedag – jedug, atau headphone kedengeran trasa kaya di bioskop, atau suara penuh kehangatan layaknya sang kekasih—aduh mulai lagi. Maka headphone dengan karakter warm yang paling cocok.
Pada intinya, layaknya pasangan agan, gak ada headphone bahkan speaker yang bener – bener sempurna untuk segalanya. Dan jangan sampai ketidaksempurnaan ini jadi bikin frustasi. Karena tiap orang punya pilihan dan selera personal yang berbeda – beda. Sing penting ojo do gontok - gontakan, yoo sedulur - sedulur. Juga inget NKRI harga mati!! Lho ... #mendadakpatriotik🇲🇨
Semoga artikel kali ini bermanfaat walaupun bahasa buat jelasin istilah teknisnya agak ribet. Setidaknya saya berusaha sebaik mungkin. Gak gampang ngungkapin perasaan emosi yang terlalu dalam ke dalam kata – kata, dan selalu, cara terbaik untuk mendapatkan kejujuran yaitu dengan mendengarkan sendiri baik – baik.
www.suaraproaudio.com
www.suaraproaudio.com
Komentar
Posting Komentar